Ipar adalah Maut merupakan film drama Islami yang dikemas secara modern, film ini lahir dari cerita viral di tiktok karangan ‘Elizasifaa’ dengan judul yang sama. Ipar adalah Maut adalah film yang menjelaskan tentang hubungan harmonis sebuah rumah tangga yang mengalami keretakan saat muncul orang lain yang ikut masuk ke rumah tangga tersebut. Diproduksi oleh MD Pictures dan Dapur Film dengan Produser Manoj Punjabi dan Sutradara Hanung Bramantyo, Ipar adalah Maut berhasil menjadi film yang kaya akan pesan-pesan kehidupan dan nilai ke-Islaman serta dikemas dengan elegan dan tidak memberi kesan boring.
Ipar adalah Maut dibintangi oleh Michelle Ziudith sebagai Nisa, Deva Mahenra sebagai Aris (Suami Nisa), Davina Karamoy sebagai Rani (Adik kandung Nisa), dan berbagai nama lainnya. Akting para pemeran film Ipar adalah Maut patut diapresiasi karena berhasil membawa karakter yang kuat dan mudah dipahami.
Nisa digambarkan sebagai wanita karier, ceria, dan penyayang berhasil diperankan secara epik oleh Michelle. Aris digambarkan pada awal film sebagai laki-laki yang taat agama, disiplin, dan bertanggung jawab. Berjalannya film karakter Aris berubah secara perlahan saat muncul orang ketiga, peran ini berhasil dimainkan oleh Deva Mahenra. Rani diceritakan sebagai wanita yang ceria, peduli, dan manja. Karakter ini berubah secara perlahan saat berjalannya cerita. Karakter yang kuat dari para pemeran menjadikan film ini berwarna dan mudah untuk diingat setiap scene-nya.
SINOPSIS IPAR ADALAH MAUT

Film ini bertempat di Salatiga dan Semarang, nuansa budaya Jawa sangat kental dengan sentuhan kepercayaan Islam yang kuat. Pada awal film, penonton disajikan bagaimana Aris bertemu dengan Nisa, scene ini berlatar belakang beberapa tahun sebelum timeline asli pada film ini dimulai. Aris merupakan dosen Sosiologi Keluarga salah satu kampus di Semarang, Nisa merupakan mahasiswi di kelas Aris. Pertemuan ini menjadikan mereka saling jatuh hati dan pada akhirnya memutuskan untuk menikah. Setelah beberapa tahun ke depan, hubungan Aris dan Nisa sangatlah harmonis, sampai mereka diberi rezeki yaitu anak perempuan bernama Raya (diperankan Alesha Fadillah).
Pada awalnya, rumah tangga mereka digambarkan sebagai rumah tangga impian banyak orang. Hal ini didasari karakter Aris dan Nisa yang membuat suasana keharmonisan tersebut. Scene iniseolah-olah penonton dibuat yakin, tidak ada kemungkinan buruk yang akan datang. Di waktu yang bersamaan, Ibu Nisa dan Rani, Asri (diperankan Dewi Irawan) menghubungi Nisa terkait kekhawatirannnya, diketahui Rani akan melanjutkan kuliah di Semarang dan akan hidup di kos. Dengan kondisi tersebut akhirnya Asri memberikan opsi untuk menetap bersama Nisa di rumahnya, agar bisa diawasi bagaimana kehidupan Rani di Semarang, karena kebetulan Rani berkuliah di kampus yang sama dengan Aris.
Dengan persetujuan Nisa dan Aris, akhirnya Rani diperkenankan untuk tinggal serumah dengan Nisa dan suami. Scene ini sudah menunjukan tentang kekhawatiran yang akan terjadi apabila seseorang yang bukan mahramnya hidup serumah; dalam pengertian Islam adik Ipar bukan merupakan mahram. Saat Rani sudah tinggal bersama Nisa dan Aris, dimulailah kehancuran rumah tangga mereka oleh Rani adik kandung Nisa sendiri, secara perlahan Rani merebut hati Aris dari Nisa.
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

Film ini diangkat berdasarkan kisah nyata yang dialami oleh Nisa, dalam kehidupan nyata Nisa tidak diperlihatkan ke publik. Karakter dari setiap pemeran menjadi kunci keberhasilan film Ipar adalah Maut menampilkan sisi hidayah yang tersampaikan pada setiap scene. Akting Michelle Ziudith sebagai Nisa patut diapresiasi, dia menunjukan kualitasnya melalui peran sebagai istri yang bisa membawa penonton seakan-akan menjadi Nisa yang kuat dan tabah melalui cobaan yang ditempanya.
Scene saat Nisa marah kepada Aris saat sudah ketahuan berselingkuh dengan Rani menjadi memorable scene, hal ini ditunjukan dengan pengambilan one take tanpa miss sekalipun dari Michelle Ziudith dan Deva Mahenra sebagai Nisa dan Aris. Davina Karamoy sebagai Rani juga sukses memerankan dirinya sebagai pelakor, setiap scene Rani berhasil menunjukan setiap momen dengan Aris adalah kesempatan untuk merebut hatinya dari Nisa.
Selain itu, peran-peran figuran juga membuat film ini sangat berwarna. Dengan sisipan komedi oleh pak Junaidi (diperankan Susilo Nugroho) sebagai dosen senior kampus Rani menjadi bumbu tambahan yang tidak membosankan. Akting Dewi Irawan yang berperan sebagai Asri membawa pesan warning terhadap Rani sebelum memutuskan pindah bersama Nisa dan Aris, sisi keibu-ibuannya sangat menyentuh banyak hati. Hal ini ditunjukan setiap scene Asri mengingatkan Rani untuk tidak macam-macam saat dirumah kakaknya.
Kekurangan untuk film ini adalah adegan dewasa yang terlalu banyak dittampilkan, sehingga memberi kesan film Islami beradegan dewasa karena beberapa scene terlihat vulgar. Sebetulnya, tidak menjadi masalah karena genre film ini drama perselingkuhan, namun dalam sudut pandang lain film ini terlalu menunjukan sisi vulgarnya terlalu banyak, mengingat Ipar adalah Maut memiliki batas usia 13+. Hal tersebut sangat wajar menjadi kritik bagaimana bisa film Ipar adalah Maut lolos sensor di usia 13+, kondisi tersebut berbeda saat film ini lolos di usia 18+.
Pertumbuhan Rani dalam film tidak ditampillkan dengan detail, scene Rani ditampilkan saat kecil dan dewasa saja. Hal ini menjadi ambigu, karena secara tidak langsung film ini tidak menjelaskan bagaimana hubungan Aris dan Rani sebelum Rani di usia dewasa. Pada akhirnya, menjadi aneh apabila perselingkuhan itu terjadi walaupun banyak momen yang menunjukan mereka sering berdua. Sebagai peenonton akhirnya hanya bisa berfikir ‘kok bisa?’, seharusnya pertumbuhan Rani diperlihatkan sehingga akan membawa lebih dalam lagi alur cerita yang akan dikembangkan setelahnya.
KESIMPULAN
Film ini mengingatkan kita pada film-film hidayah pada tahun 2000an, namun dalam film ini memberi kesan modern yang dikemas secara jelas. Ipar adalah Maut memberi pesan kepada seluruh pasangan suami istri akan selalu mengingat hadits Nabi tentang posisi ipar ataupun sepupu. Hadits yang dimaksud adalah yang artinya, dari ‘Uqbah bin ‘Amir, bahwa Rasulullah saw bersabda, ‘Berhati-hatilah kalian masuk menemui wanita.’ Lalu seorang laki-laki Anshar berkata, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda mengenai ipar?’ Beliau menjawab, ‘Ipar adalah maut’. (HR Al-Bukhori dan Muslim).
Hadits tersebut disampaikan melalui film yang didasarkan kisah nyata, sehingga memberi kesan film hidayah kemasan masa kini. Film ini ditonton sejumlah 4,63 juta penonton (Per-Juli 2024) di bioskop dengan rating imdb 7.1/10, menurut saya pantas dikasih rating 7.5/10 karena pesan yang kuat dan bisa membawa perasaan penonton campur aduk. Saat ini film ini bisa diakses di aplikasi Netflix.