Perang Dagang AS-China: Digitalisasi Menjadi Solusi?

Perang Dagang AS-China: Digitalisasi Menjadi Solusi?

Salah satu faktor mengapa masyarakat Amerika Serikat membeli barang-barang dari e-commerce China ialah Pemerintahan Trump yang telah menetapkan tarif sebesar 245% untuk produk yang diimpor dari China, sementara negara tersebut masih mengenakan tarif 125% untuk barang yang berasal dari Amerika Serikat. Tingginya tarif ini menyebabkan banyak warga AS mencari barang-barang murah di platform e-commerce DHgate sebelum harga naik lebih tinggi akibat konflik tarif.

DHgate adalah platform e-commerce internasional yang berbasis di Beijing, yang didirikan pada tahun 2004. Hingga tahun 2022, aplikasi e-commerce ini tercatat memiliki lebih dari 2,54 juta penjual yang beroperasi di China dan berbagai negara lainnya.

Kemajuan Teknologi yang Tidak Bisa Dihindari

Teknologi terus mengalami kemajuan untuk memudahkan aktivitas manusia sehari-hari. Salah satu inovasi dalam teknologi informasi dan komunikasi yang telah berkembang dengan sangat cepat dan mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan adalah internet. Internet memberikan pengaruh yang signifikan bagi masyarakat global dengan menciptakan konsep global framing, di mana individu dapat saling berinteraksi tanpa batasan ruang dan waktu. Seluruh elemen masyarakat mulai dari pengusaha mikro, pengusaha makro, pejabat pemerintahan, dan banyak individu di seluruh dunia memanfaatkan internet dalam kegiatan bisnis baik di tingkat nasional maupun internasional, serta dalam kehidupan pribadi sehari-hari mereka. Keberadaan beberapa jenis bisnis bahkan tidak mungkin ada tanpa adanya internet.

Dengan kehadiran internet, telah terbentuk sebuah dunia baru yang tidak pernah dikenal sebelumnya oleh manusia, yaitu yang disebut dunia maya. Kelahiran dunia maya ini telah mengubah kebiasaan banyak individu, terutama dalam kehidupannya yang kini terfokus pada penggunaan internet. Hal ini ditandai dari transformasi cara dan alat yang digunakan dalam melakukan transaksi bisnis atau perbankan melalui internet yang berlangsung di ruang digital, dikenal sebagai transaksi elektronik, pendidikan daring, layanan kesehatan jarak jauh, kerja jarak jauh, transportasi, sektor pariwisata, lingkungan, hingga bidang hiburan.

Dilema Perang Dagang AS-China, Masyarakat AS Borong Produk Langsung dari China

Salah satu dampak adanya internet pada saat ini ialah Konsumen di Amerika Serikat yang sekarang ini sedang berbondong-bondong mengakses aplikasi e-commerce dari China untuk menemukan harga terendah pada barang-barang seperti sepatu, pakaian, dan aksesori mewah. Tindakan ini diambil sehubungan dengan kekhawatiran akan kenaikan harga yang disebabkan oleh kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Trump, yang telah menyebabkan ketegangan perdagangan antara AS dan China.

Peningkatan unduhan aplikasi belanja dari China terjadi menjelang tanggal 2 Mei 2025, ketika kebijakan pengecualian bea masuk untuk barang impor berharga rendah dari China akan berakhir. Setelah tanggal tersebut, barang dengan nilai hingga US$ 800 (sekitar Rp 13,4 juta) mungkin akan dikenakan tarif tambahan.

Beberapa perusahaan e-commerce dari China telah memberi peringatan kepada konsumen di AS untuk segera melakukan pembelian sebelum harga barang meningkat. Di platform TikTok, banyak pengguna mempertanyakan apakah pengiriman yang dilakukan setelah 1 Mei 2025 masih akan bebas dari bea masuk.

Jason Yu, yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana di CTR Market Research yang berada di Beijing, mengungkapkan bahwa kenaikan ini jelas didorong oleh ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China. “Pelanggan merasa khawatir tentang lonjakan harga dan berupaya menemukan sumber alternatif untuk produk-produk tersebut.”

Analisis terbaru menunjukkan bahwa aplikasi e-commerce asal China kini mendominasi Apple App Store di Amerika. Dari 11 aplikasi belanja terfavorit, enam di antaranya berasal dari China, termasuk Temu, Taobao, Shein, dan pendatang baru DHgate.

Aplikasi DHgate, yang merupakan platform B2B berbasis di Beijing, secara mendadak melesat ke posisi kedua dalam daftar aplikasi gratis yang paling banyak diunduh di iPhone di Amerika, hanya kalah dari ChatGPT. Menurut data dari Appfigures, jumlah unduhan DHgate meningkat hingga 940 persen dibandingkan dengan rata-rata 30 hari yang lalu.

Namun, beberapa analis memperingatkan bahwa lonjakan ini mungkin membawa risiko tersendiri, seperti pelanggaran hak cipta dan meningkatnya risiko penurunan kualitas produk.

Sementara itu, ada tren baru di media sosial di mana pembuat konten asal China membagikan video dari dalam pabrik yang memproduksi barang-barang yang mirip dengan merek-merek mewah internasional. Mereka mengklaim bahwa produk tanpa merek tersebut dibuat di pabrik yang sama dengan menggunakan bahan yang serupa, tetapi tanpa biaya pemasaran yang tinggi.

Salah satu video dari akun Sen Bags menunjukkan hasil produksi di Guangzhou dan menyatakan bahwa mereka telah memasok untuk merek-merek internasional selama beberapa dekade. “Kemewahan juga bisa memiliki logika,” ungkap pembuat video tersebut.

Fenomena ini menjadi sorotan baru seiring dengan meningkatnya tarif dan ketegangan perdagangan antara AS dan China. Dalam video viral lain, seorang kreator dari The Rohrs Team menyatakan bahwa sebagian besar jam tangan Swiss sebenarnya diproduksi di China.

The Watch Regulator, seorang mantan teknisi jam terkenal, menguatkan pernyataan tersebut dengan menyebutkan bahwa praktik ini sudah ada sejak tahun 1970-an. “Saya pernah dipecat karena mengungkapkan hal ini,” ujarnya.

Seorang pengguna TikTok memberi tanggapan: “Senang melihat lebih banyak orang menyadari bahwa membayar ribuan dolar hanya untuk sebuah logo adalah hal yang tidak masuk akal,” katanya merujuk pada e-commerce dari China ini.

Peluang Kejahatan dalam Teknologi Informasi

Kemajuan dalam teknologi informasi dan komunikasi menyebabkan batas-batas antara negara menjadi tidak ada, dan menghasilkan perubahan yang signifikan dalam aspek sosial, ekonomi, dan budaya dengan kecepatan yang luar biasa, yang ternyata juga memunculkan jenis kejahatan baru.

Pertumbuhan teknologi informasi yang semakin canggih tentu akan mengakibatkan peningkatan baik dari segi jumlah maupun kualitas kejahatan, beralih dari jenis konvensional menjadi yang lebih kompleks (kejahatan siber) dengan metode yang sangat canggih. Hal ini menuntut adanya substansi, budaya, serta teknik dan prosedur tertentu dalam sistem hukum untuk mengungkap kejahatan semacam ini.

Saat ini, kemajuan dalam teknologi informasi, media digital, dan globalisasi sangat terasa di beragam aspek kehidupan. Teknologi yang berkembang pesat ditandai oleh hadirnya internet yang dapat diakses menggunakan perangkat elektronik, seperti komputer, ponsel, atau gadget. Tidak jarang orang memakai media elektronik untuk mengekspresikan pendapat, berbagi informasi, atau mengekspresikan diri. Namun, hal ini memerlukan ketelitian dalam penggunaannya, karena pernyataan atau informasi yang disampaikan bisa saja bertentangan dengan kebenaran yang ada dengan maraknya kasus penipuan yang bersumber dari internet.

Leave a Comment

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *